Minggu, 05 Februari 2012

Hasan Al-Banna dan Proyek Kebangkitan Umat

Hasan Al-Banna dan Proyek Kebangkitan Umat

17/2/2009 | 20 Safar 1430 H | 2.152 views
Oleh: DR. Muhammad Mahdi Akif
Kirim Print
hasanPenerjemah:
Abu Ahmad
_______
Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 12-02-2009
Segala puji bagi Allah dan shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya.. selanjutnya;
Allah SWT berfirman:
مِنْ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”. (Al-Ahzab:23)
Dalam kehidupan setiap umat dan bangsa, akan tampak seorang pemimpin yang terpilih dan diberikan rahmat oleh Allah terhadapnya, mampu mengumpulkan umat di sekelilingnya dan bangkit bersamanya dengan membawa tugas menghidupkan bangsa dan umatnya dari kelalaian; sosok pemimpin kebangkitannya dan membawa kemuliaan jati dirinya.
Imam syahid Hasan Al-Banna sebagai -saksi dan pejuang kemerdekaan Palestina- adalah sebagai salah satu dari mereka -para pemimpin- yang mendedikasikan diri dan hidupnya sejak awal untuk melakukan kebangkitan negeri Mesir, bangsa Arab dan umat Islam. Beliau telah membangun proyek kebangkitan, yang diawali dari negara Mesir, kemudian setelah itu, banyak yang ikut bergabung dengannya hingga jutaan umat dari berbagai belahan dunia. Membawa kebangkitan yang bersumber pada tiga pondasi utama, yaitu;
1. Bahwa hukum-hukum Islam dan ajaran-ajarannya adalah sangat universal; yang mengurusi berbagai permasalahan manusia dalam kehidupannya di dunia, dan hal-hal yang terkait dengan kebahagiaan di Akhirat nanti. Karena itu, Islam adalah Aqidah dan Ibadah, tanah air dan tentara, agama dan negara, spiritualitas dan aktualitas, mushaf dan pedang. Dan Al-Qur’an al-karim juga berbicara tentang hal itu semua dan menganggapnya sebagai inti dari ajaran Islam dan merupakan karakternya yang mengajak untuk selalu berbuat ihsan di dalamnya secara keseluruhan, sebagaimana yang disebutkan dalam ayatnya:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنْ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu“. (Al-Qashash:77)
2. Bahwa pondasi dan pokok ajaran-ajaran Islam bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw  yang jika keduanya dipegang teguh oleh umat maka selamanya tidak akan tersesat, sedangkan berbagai pendapat, ilmu pengetahuan yang disambungkan dengan Islam dan diberikan warna dengan warna Islam akan mampu membawa warna kehidupan zaman yang dibentuk oleh ilmu dan bangsa yang sezaman dengannya… karena itu pula sistem dan ajaran-ajarannya harus tetap lestari sehingga mampu membawa umat dari ajaran-ajarannya yang murni dan bersih serta mudah dicerna. Memahami Islam seperti yang dipahami oleh salafus shalih, memiliki pendirian pada batasan-batasan rabbaniyah an-nabawiyah sehingga jiwa kita tidak terikat dengan selain Allah, tidak menselaraskan masa hidup dengan warna yang tidak sesuai dengan syariatnya, sebagaimna Islam juga sebagai agama seluruh manusia.
3. Bahwa Islam adalah agama yang universal; yang mengurusi berbagai kehidupan seluruh bangsa dan umat di sepanjang masa dan waktu, datang dengan penuh kemuliaan dan kesempurnaan dengan menjabarkan berbagai bentuk dan bagian kehidupan, khususnya berbagai urusan dunia, meletakkan kaidah-kaidah umum pada setiap urusannya, mengarahkan umat manusia pada jalan-jalan yang nyata untuk diterapkan atasnya dan perjalanan di atas ketentuan-ketentuannya… Islam telah memberikan perhatian secara penuh, dengan cara memberikan solusi pada diri manusia, sumber dari segala sistem, dan sebagai perangkat dari berbagai ide, wawasan dan pembentukan..”Risalah muktamar al-khamis”
Dengan tiga pondasi di atas tersebut imam Al-Banna mendirikan bangunan berupa proyek kebangkitan umat menurut Ikhwanul Muslimin, dan diantara karakteristiknya adalah Islam itu sendiri. Imam Hasan Al-Banna telah banyak menelaah sejarah umat Islam dan berdiri pada satu sikap akan pentingnya melakukan solusi pada entitas negara Islam yang telah terbelenggu pada suatu kondisi hingga abad ke 14 Hijriyah, sehingga dapat meninggalkan apa yang pada saat ini kita saksikan sebagai umat yang bercerai berai, negara-negara kecil menuju kesatuan dan melangkah untuk bangkit dan maju bersama.
Karena itu, melakukan observasi suatu penyakit adalah merupakan fase yang sangat penting sebelum menentukan cara penanggulangannya. Itulah yang dilakukan oleh Al-Banna, sehingga beliau menyebutkan beberapa faktor (penyakit) yang dapat mengarah pada pemberian solusi, di antaranya adalah:
1. Perselisihan politik, fanatisme, serta pertikaian dalam perebutan jabatan dan kepemimpinan.
2. Perselisihan agama, mazhab dan keyakinan keluar dari agama sebagai aqidah, dan sibuk dengan permasalahan dan istilah-istilah yang baku, mengabaikan Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah saw, jumud, fanatik terhadap pendapat, ucapan, perkataan, ide, wawasan, perdebatan dan perselisihan yang terjadi.
3. Terbuai dengan kemewahan dan kenikmatan dan jatuh pada kesenangan dan syahwat.
4. Berpindahnya kekuasaan dan kepemimpinan pada selain Arab dari orang-orang yang tidak pernah merasakan nikmatnya Islam yang benar, dan hati mereka belum pernah tersentuh oleh cahaya Al-Qur’an oleh karena sulitnya memahami Al-Qur’an.
5. Acuh terhadap pengetahuan kauniyah (alam) dan ilmu-ilmu ilmiah, dan banyak menghabiskan waktu hanya untuk membahas dan mengkaji falsafah-falsafah teoritis dan kaku serta ilmu-ilmu khayal  yang buruk.
6. Terpedayanya para pemimpin dengan jabatan mereka, tertipu dan acuh pada teori perkembangan sosial suatu bangsa lainnya dan terhadap orang-orang yang sebelum mereka dalam melakukan persiapan, menjaga kewibawaan dan menguasai tipu daya.
7. Tertipu oleh bisikan-bisikan para pembisik dari musuh-musuh dan seteru mereka, bangga dengan kerja dan fenomena kehidupan mereka, terbelenggu oleh taklid sehingga terjerumus pada kehancuran bukan manfaat, diiringi dengan pelarangan yang keras untuk tidak menyerupainya dan perintah untuk selalu berbeda dengan mereka, dan pentingnya menjaga sendi-sendi umat Islam. (risalah bainal amsi wal youm)
Kemudian Imam syahid Hasan Al-Banna menjelaskan bagaimana Islam memberikan solusi kepada umatnya bagi yang ingin bangkit dari beberapa hal yang dibutuhkan untuknya melalui berbagai sistem, kaidah, naluri dan perasaan yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya dan di hadapan seluruh umat Islam dan Arab bahkan seluruh umat manusia; bahwa keistimewaan ajaran Islam adalah memberikan kepada umat manusia berbagai manfaat; karena beliau telah mencoba sebelumnya dan menyaksikan sejarah dan kebenarannya, dan miliknya kesucian dan ketetapan dalam jiwa sehingga memudahkan bagi seluruhnya untuk mendapatkannya, memahaminya, memenuhi panggilannya dan berjalan di atasnya, ditambah dengan kebanggaan nasionalisme dan membela nasionalisme yang murni; dengan membangun kehidupan kita di atas kaidah-kaidah kita dan dasar-dasar yang kita milik dan tidak mengambil dari selainnya, dan inilah nilai-nilai kemerdekaan sosial dan kehidupan yang paling tinggi setelah kemerdekaan politik.
Sesungguhnya berjalan di atas manhaj ini dan mendukung kebangkitan di atas pondasi-pondasi Islam; dapat menguatkan persatuan Arab, kemudian persatuan umat Islam.
Bahwa manhaj yang menyeluruh dan unibersal ini merupakan bagian dari sistem kehidupan setiap umat yang berasal pada dua sisi penting; mengambil yang baik dan menjauhi mudarat.
Dan dalam menjelaksan hal-hal yang dibutuhkan oleh umat yang menginginkan kebangkitan dari beberapa dasar dan pondasi, dan bagaimana cara Islam memberikannya, Imam syahid Hasan Al-Banna berkata dalam risalah “Nahwan Nuur” yang ditujukan untuk para pemimpin dan penguasa serta umat Islam secara keseluruhan:
1. Islam dan cita-cita; umat yang ingin bangkit membutuhkan cita-cita dan impian yang luas. Dan Al-Qur’an menjelaskan kepada kita bahwa putus asa merupakan jalan menuju kekufuran dan ke takberdayaan dan bagian dari kesesatan. Allah berfirman:
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمْ الْوَارِثِينَ
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)”. (Al-Qashash:5)
Dan firman Allah:
وَتِلْكَ الأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
 ”Dan itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”. (Ali Imran:140)
2. Islam dan kemuliaan nasionalisme
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
“Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia”. (Ali Imaran:110)
dan firman Allah:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
“Dan demikianlah kami jadikan kalian umat yang tengah sehingga kalian menjadi saksi atas seluruh manusia”. (Al-Baqara:143)
Dan firman Allah:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan kemuliaan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman”. (Al-Munafiqun:8)
Adapun negara menurut Islam adalah mencakup:
- negara khusus,
- negara Islam lainnya, jadi seluruh umat Islam berada satu negara dan satu atap.
- Kerajaan Islam yang pertama yang telah diperjuangkan oleh salafus saleh dengan darah mereka.  Kemudian menembus hingga mencakup dunia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Islam berkesesuaian dengan perasaan nasionalisme secara khusus dan perasaan nasionalisme secara umum, oleh karena terdapat di dalamnya kebaikan dari segala kebaikan untuk manusia seluruhnya, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujurat:13)
3. Islam; kekuatan dan tentara; Islam menjadikan mencapai keduanya sebagai suatu kewajiban yang paten dari berbagai kewajiban lainnya, dan tidak membedakan antara fenomena yang ada dengan shalat dan puasa serta lain-lainnya.
4. Islam; kesehatan secara umum.
 Allah berfirman:
وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ
“Dan Allah memberikan kepadanya bekal kekuatan ilmu dan badan”. (Al-Baqarah:247)
Nabi saw bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ الْقَوِيَّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
“Sesungguhnya mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari mukmin yang lemah”.
Dan nabi saw bersabda:
إِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
“sesungguhnya bagi badanmu ada haknya”
5. Islam dan ilmu pengetahuan: dengan menjadikannya sebagai kewajiban dari kewajiban lainnya, dan  sebagai sarana kekuatan dan menuju kemenangan, dan ayat pertama yang diturunkan Allah adalah
قْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan”. (Al-Alaq:1)
6. Islam dan akhlaq yang lurus dan mulia… sebagaimana Allah firmankan dalam ayat-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
 ”Sungguh beruntung orang-orang mensucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang-orang yang mengotorinya”. (As-Syams:9-10).
Dan firman Allah:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga diri mereka yang merubah sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)
7. Islam dan ekonomi: urusan ekonomi merupakan permasalahan yang sangat penting dan fundamental pada zaman ini, dan Islam, sejak awal telah memberikan perhatian terhadapnya, memprioritaskan nya dan menganggapnya sarana yang sangat penting dan memiliki nilai yang sangat besar, bahkan telah meletakkan kaidah-kaidah yang dapat membersihkan bangunan perekonomian; seperti diharamkannya riba, kapitalisme dan menghalalkan segala cara dalam jual beli.
8. Sistem Islam secara umum: Bahwa sistem Islam secara umum adalah yang berhubungan dengan individu, keluarga atau umat; pemerintahannya dan bangsanya, atau hubungan umat yang satu dengan sebagian lainnya, dikumpulkan dan disatukan antara pemahaman dan ketelitian, dan mendahulukan kepentingan dan penjelasannya, dan bahwasanya yang demikian merupakan petunjuk paling sempurna dan bermanfaat dari apa yang dikenal oleh manusia tentang sistem yang baru atau klasik.
Hukum tersebut juga didukung dan dikokohkan oleh sejarah dan ditetapkan pembahasannya secara detail dalam setiap fenomena kehidupan umat, dan sebagai bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa pembangunan kebangkitan Mesir, Arab dan umat Islam bertentangan dengan hak-hak minoritas non muslim, atau membuat keruh kebersihan hubungan antara barat dan negara-negara lainnya di dunia.
Imam Al-Banna berkata: bahwa Islam telah meletakkan nash-nashnya secara jelas dan gamblang guna dapat melindungi kaum minoritas seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil”. (Al-Mumtahanah:8)
Dan Al-Qur’an juga mengagungkan persatuan agama secara umum dan berusaha menghilangkan kefanatikan.
sebagaimana firman Allah:
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (Al-Baqarah:136)
Dan Islam juga mengagungkan persatuan agama secara khusus tanpa ada permusuhan dan pertentangan
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, maka perbaikilah di antara dua saudara kalian (yang sedang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah, agar kalian mendapat keberuntungan”. (Al-Hujurat:10)
Dan Islam juga memberikan batasan secara jelas dan detail siapa yang berhak bagi kita sebagai umat Islam untuk melindungi dan memutuskan hubungan dengan mereka:
Allah berfirman:
إِنَّمَا يَنْهَاكُمْ اللَّهُ عَنْ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الظَّالِمُونَ
“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zhalim”. (Al-Mumtahanah:9)
Adapun Barat dan orang-orang Barat; jika kita berprasangka buruk pada negara-negara tersebut adalah karena mereka tidak suka dengan kita; apakah kita mengikuti Islam atau selainnya, dan inilah yang terjadi sejak dua abad yang lalu, sehingga hancur eksperimen kebangkitan yang dibangun oleh para pendirinya di atas pondasi selain pondasi dan kaidah-kaidah Islam.
Bahwa dasar-dasar kebangkitan di Timur tidak seperti di Barat,  dan para pemuka agama bukanlah agama itu sendiri, dan bahwasanya awal kebangkitan harus dimulai dengan mendirikan lebih dahulu kaidah-kaidahnya di atas pondasi-pondasi yang kuat yang bersumber dari akhlaq yang mulia, ilmu yang luas, kekuatan yang mumpuni sebagaimana yang diperintahkan oleh Islam.
Dan hendaknya kita mengambil langkah-langkah kongkret dari berbagai sisi dan dimensi sambil berusaha melakukan pembahasan secara detail dan bersabar melakukan solusi dan therapi, melintasi berbagai rintangan, bersamaan dengan apa yang dibutuhkan olehnya akan panjangnya masa, besarnya hikmah dan kuatnya azimah.
Dan kita ketahui bahwa jika azam telah benar dan jalan telah terang, dan umat yang memiliki kemauan yang kuat jika mengambil jalan kebaikan, maka pasti mendapatkan apa yang diinginkan insya Allah, karena itu marilah kita melakukan kebangkitan, dan kelak Allah akan selalu bersama kita.
Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar