Minggu, 05 Februari 2012

Menuju Kemenangan Dakwah

Serial Fiqh Kemenangan dan Kejayaan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabawiyah (1)

31/3/2008 | 24 Rabbi al-Awwal 1429 H | 2.077 views
Oleh: DR. Ali Muhammad As-Slaaby
Kirim Print
kuda.jpg
Penulis: DR. Ali Muhammad As-Slaaby
Penterjemah: Abu Ahmad
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memohon pertolongan kepada-Nya dan memohon ampun, kita berlindung kepada-Nya dari kejahatan jiwa-jiwa kita dan keburukan perbuatan kita, barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh-Nya maka tidak akan tersesat baginya, dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak ada hidayah baginya, saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Allah berfirman :“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Ali Imron : 102)
Dan Allah berfirman : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu. (An-Nisa : 1)
Dan Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar, Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab : 70-71)
Tema tentang “Fiqh kemenangan dan kejayaan dalam Al-Quran al-karim dan sunnah an-nabawiyah sangat membutuhkan pembahasan yang rinci dan mendalam, karena pambahasan ini sangat penting dan urgen dalam kehidupan modern saat ini.
Bahwa umat saat ini sedang melintasi masa krisis yang mengenaskan sepanjang sejarahnya, sehingga membutuhkan pemahaman fiqh agar dapat tergambar tujuan dan misi hidupnya dan berusaha mewujudkan cita-citanya sesuai dengan sunnah Allah yang terjadi pada setiap umat, masyarakat, bangsa dan Negara.
Setelah mempelajari dan menelaah Al-Quran Al-Karim, ditemukan di dalamnya bahwa pilar-pilar fiqh kemenangan dan kejayaan sangatlah jelas termaktub dalam kitabullah, tinggal bagaimana kita dapat menyatukannya, menyusunnya dan mengurainya serta menjelaskannya kepada umat ketika sehingga memberikan pengaruh yang positif dan berusaha menerapkannya dalam setiap sisi kehidupan mereka.
Bahwa tercapainya umat islam saat ini menuju kemangan dan kejayaan bukanlah perkara yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang mustahil, sekalipun ada usaha penyempitan yang bagitu dahsyat dan perang yang terus menerus atas Islam dan umat Islam, namun banyak dari kalangan umat islam yang melihat bahwa kejayaan agama Allah berada pada dua busur yang sama atau dekat sekali, sekalipun musuh-musuh memandang bahwa kejayaan Islam sangatlah jauh bahkan mustahil, namun seorang muslim harus percaya pada janji Allah bahwa bumi ini akan diwariskan kepada hamba-Nya yang shalih. Bahwa ini bukanlah mimpi dan angan-angan belaka, namun merupakan pintu tsiqoh kepada Allah dan yakin akan janji-Nya.
Banyak dari kalangan ulama Islam dan para penuntut ilmu begitu antusias membuat buku dalam berbagai bidang keilmuan; umum dan agama yang berkaitan dengan kemenangan dan kejayaan umat, sebagaimana mereka juga menjelaskan penyakit yang menimpa umat, persekongkolan yang dilakukan oleh yahudi dan nasrani serta musuh Islam, menjelaskan bahaya invasi yang dilakukan oleh musuh Islam secara bertubi-tubi yang menggunakan berbagai bentuk dan trik untuk menghancurkan umat Islam, memutus cita-cita yang terpatri dalam dada mereka, meyebarkan ruh kekalahan -black campaign- dalam jiwa mereka sehingga tidak mampu kembali mengangkat kepala mereka untuk berjuang, tidak kokoh dalam azimah, hingga menjadi lemah dan hina, dan pada akhirnya mencapai titik kelemahan dan putus asa, terpecah belah ditengah umat Islam yang satu yang selalu diperebutkan oleh umat lain sebagaimana halnya mereka berebut makanan dari pinggannya.
Namun banyak kalangan ulama yang telah menyampaikan melalui khutbah-khutbah dan ceramah mereka akan permasalahan umat ini, kerusakan yang terjadi disekitarnya dengan bentuk menyebarkan keputus asaan dan menutup pintu cita-cita dihadapan generasi umat yang memliki kecemburuan yang tinggi, sehingga menyebarlah ruh kekalahan dalam barisan mereka, dan tidak heran banyak yang mengatakan : Apa yang dapat kita lakukan ? Islam dan kaum muslimin telah hilang!..mereka hanya terpaku pada kenangan masa lalu dan mendendangkan kemuliaan mereka namun tidak bisa berbuat apa-apa ketika musuh Islam saat melakukan agresi, menjajah dan memporak porandakan bumi yang telah ditaklukkan oleh umat terdahulu.
Dengan demikian kita temukan bahwa perkara ini sangatlah besar, permasalahan yang sangat penting. Bahwa umat saat ini sangat membutuhkan sesuatu yang dapat mengembalikan kepercayaan diri dan tsiqoh yang tinggi kepada Allah, percaya kepada manhaj-Nya yang lurus, membutuhkan sesuatu yang dapat membangkitkan kembali keimanan yang ada dalam hati mereka, mengarahkan mereka untuk mencari sebab-sebab kejayaan dan syarat-syaratnya, menjelaskan tab’iat jalan Islam dan bagaimana berjalan di dalamnya, serta menjelaskan karakter-karakternya agar dapat memahami bagaimana memulai kerja? dan kemana akan berjalan?
Bahwa tema “Fiqh kemenangan dan kejayaan dalam Al-Quran” sangatlah besar sekali, karena dalam Al-Quran banyak kita temukan macam-macam kejayaan, sebagaimana firman Allah : “Dan demikian pulalah kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf : 21) Dan firman Allah : “Dan Demikianlah kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (Dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. kami melimpahkan rahmat kami kepada siapa yang kami kehendaki dan kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. (Yusuf : 56)
Jika kita telaah pada dua ayat diatas maka akan kita temukan bahwa ayat pertama mengisyaratkan akan kejayaan yang parsial terhadap nabi Yusuf AS, dan pada ayat kedua menunjukkan akan hak kejayaan secara kesuluruhan.
Sebagaimana juga kita temukan bahwa Al-Quran telah mengisyaratkan sebab-sebab kejayaan secara maknawi (spiritual) dan maadi (materiil) seperti firman Allah : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)…(Al-Anfal : 60) dan Al-Quran mengisyaratkan syarat-syarat kejayaan dalam firman Allah : “Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (An-Nuur : 55)
Begitupan Al-Quran telah mengisyaratkan tahapan-tahapan kejayaan dalam kisah Bani Israil sejak zaman nabi Musa AS hingga zaman keemasan nabi Daud dan Sulaiman AS.
Al-Quran juga mengisyaratkan tujuan kejayaan dalam firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan”.(Al-Hajj : 41), sebagaimana juga disebutkan dalam sejarah para shalihin dari para nabi dan utusan Allah dan sifat-sifat yang menjadi karakter mereka yang telah dikaruniakan Allah seperti nabi Yusuf AS. Allah berfirman : “Kami melimpahkan rahmat kami kepada siapa yang kami kehendaki dan kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. (Yusuf : 56)
Dan seperti nabi Sulaiman AS, dalam firman Allah : “Kemudian kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya, Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, Dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; Maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab. Dan Sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi kami dan tempat kembali yang baik”. (Shaad : 36-40)
Al-Quran juga menyebutkan kejayaan Allah yang dipersembahkan kepada Dzulkarnain, sifat-sifat rabbaninya dan tasyakkurnya terhadap nikmat kejayaan, Allah berfirman : “Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan kami Telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu” (Al-Kahfi : 84) dan firman Allah : “Dzulkarnain berkata: “Apa yang Telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, Maka tolonglah Aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar Aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka”. (Al-Kahfi : 95)
Al-Quran juga menyebutkan sifat-sifat generasi penerus kejayaan, Allah berfirman : “Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela”. (Al-Maidah : 54)
Begitupun kisah nabi Muhammad saw dalam menerapkan kerja fiqh kejayaan, dengan mempelajari dan menelaah sirah nabi secara teliti dan mendetail. Sejarah para khulfa rasyidin, karena zaman mereka merupakan madrasah yang sangat penting dalam penerapan fiqh ini. Sebagaimana teradapat juga gerakan-gerakan Islam yang memberikan pengaruh yang sangat besar pada periode dua abad yang lampau yang mewariskan karakter yang sangat jelas akan fiqh kejayaan yang telah diwariskan oleh gerakan-gerakan Islam modern sambil berusaha menampakkan fiqh kejayaan dan metode-metode reformasi dan perubahan yang dijadikan model dalam usaha mengembalikan kejayaan islam pada masa sekarang ini.
Insya Allah akan kita lanjutkan pembahasan berikutnya tentang makna fiqh, makna kemenangan dan kejayaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar